Darwin mendefinisikan evolusi sebagai 'proses munculnya variasi keturunan' melalui bukunya On the Origin of Species yang terbit tahun 1859. Darwin juga menyebutkan bahwa manusia dan kera mungkin punya leluhur yang sama. Tapi Darwin bukan satu-satunya tokoh yang punya teori terkait dengan evolusi. Tokoh seperti Lamark dan Mendel juga mempunyai peranan terkait dengan evolusi. Selain itu, ada beberapa pendukung teori Darwin yang berusahan mempertahankan dan mengembangkan teori Darwin.
Sebelum munculnya teori darwin, Fixisme populer di Eropa sampai abad ke-19. Fixisme adalah pandangan di mana makhluk hidup tetap seperti keadaan seperti awal saat diciptakan. Apabila ada kelainan atau cacat, fixisme menganggap itu disebabkan karena adanya mutasi atau kutukan dari tuhan. Fixisme sendiri dicetuskan oleh Aristoteles.
Pernyataan seputar proses munculnya variasi keturunan ternyata sudah dinyatakan sebelumnya 1000 tahun sebelum Darwin. Orang yang menyebutkan hal tersebut adalah seseorang yang tercatat dalam sejarah sebagai Al Jahiz. Nama aslinya adalah Abu Usman Amr Bahr Alkanani al-Bisri. Al-Jahiz lahir tahun 776 di kota Basra, Iraq bagian selatan, di saat gerakan Mutazilah yang mengutamakan akal ketimbang tradisi tengah berkembang di sana.
Al Jahiz hidup saat Basra di bawah kepemimpinan khalifah Abbasid. Di saat itu juga para saudagar dari Cina memperkenalkan kertas kepada publik di Irak. Ini membuat Al Jahiz muda untuk menuliskan gagasan-gagasannya.
Al Jahiz dikenal dan dikenang lewat bukunya Kitab al-Hayawan (Buku tentang Binatang). Buku tersebut dirancang sebagai ensiklopedia yang memperkenalkan 350 jenis binatang. Al Jahiz tidak menyebutkan hipotesis yang terkait dengan contoh proses evolusi seperti siapa leluhur manusia. Tetapi, dalam bukunya, beliau menulis :
- Binatang bergelut untuk tetap bertahan hidup, menghindari pemangsa, dan untuk berkembang biak,
- Faktor alam mempengaruhi organisme mengembangkan karakteristik baru untuk bertahan hidup. Faktor itu mengubah mereka menjadi spesies baru,
- Binatang yang berhasil berkembang biak bisa menurunkan karakter itu kepada penerusnya.
Melalui beberapa buku yang diterbitkan tahun 1930, bapak spiritual Pakistan, Muhammad Iqbal, menulis, "al-Jahiz adalah orang yang menyebut bahwa evolusi yang dialami binatang disebabkan migrasi dan pengaruh lingkungan."
Pada saat Al Jahiz hidup, kreasionisme tidak dipertentangkan dengan menentang gagasan seperti evolusi atau semacamnya. Para ilmuwan lebih tertarik untuk meneliti sesuatu secara empiris dengan mata dan tangan mereka sendiri.
Ada suatu cerita bahwa saat berusia 92 tahun, ia berusaha meraih buku di atas lemari. Namun lemari itu justru jatuh menimpa al-Jahiz. Dan ketika itu pulalah, kehidupan filsuf Muslim itu berakhir.
Apakah Evolusi Reversible?
Evolusi dinilai cenderung bergerak ke depan secara bertahap dan bercabang. Selain itu evolusi versi Darwin disebut butuh waktu ribuan bahkan jutaan tahun oleh ilmuwan barat. Evolusi juga dianggap proses yang tidak mungkin "berbalik mundur" menurut pendapat beberapa ilmuwan. Dari banyak teori yang ada, disebutkan bahwa makhluk hidup tidak mungkin mengalami devolusi atau evolusi mundur menjadi leluhurnya. Karena itu, makhluk hidup yang sudah punah disebut tidak bisa kembali ada lagi.
Dollo's law menyatakan bahwa evolusi pada dasarnya tidak dapat dibalik. Prinsip atau hukum ini menyiratkan bahwa degradasi informasi genetik berlangsung cukup cepat setelah terjadinya evolusi sehingga gen atau jalur perkembangan yang dilepaskan dari tekanan selektif akan dengan cepat menjadi tidak berfungsi.
Sumber :
- https://www.britannica.com/biography/al-Jahiz
- https://www.1001inventions.com/bof-al-jahiz/
- https://www.livescience.com/474-controversy-evolution-works.html
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC45421/#:~:text=Dollo%27s%20law%2C%20the%20concept%20that,pressure%20will%20rapidly%20become%20nonfunctional.
- https://www.britannica.com/science/Dollos-law